ANALISIS PEKERJAAN
A.
Analisis Pekerjaan.
Suatu organisasi perlu menetapkan identifikasi atau uraian
suatu pekerjaan dan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini dilakukan sebelum seorang karyawan
ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Penetapan uraian dan
pengetahuan serta keterampilan suatu pekerjaan akan memberikan kejelasan dalam
hal proses pelaksanaan pekerjaan dan juga bermanfaat dalam penentuan jumlah
karyawan.
Analisis pekerjaan adalah prosedur yang dilalui untuk
menentukan tanggung jawab posisi-posisi dan karakteristik orang yang bekerja
untuk posisi tersebut (Dessler, 2004).
Beberapa terminologi tentang analisis pekerjaan salah satunya yaitu analisis
pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan menyusun berbagai
informasi yang berkenaan dengan setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan,
dan tanggung jawabnya secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi
atau bisnis sebuah perusahaan (Rivai,
2006).
Berdasarkan pengertian tentang analisis pekerjaan dapat
diketahui bahwa analisis pekerjaan tidak terlepas dari dua hal penting yaitu
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Data yang dikumpulkan dari analisis
pekerjaan dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan salah satunya adalah untuk
menulis deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.
B.
Istilah-istilah dalam Analisis
Pekerjaan.
Menurut Moekijat (2008), analisis pekerjaan atau job analysis terdiri atas dua kata yaitu
job dan analysis. Job diterjemahkan sebagai pekerjaan atau jabatan dan analysis
berasal dari kata kerja bahasa Inggris yaitu to analyze yang berarti memisahkan atau menguraikan pekerjaan ke
dalam bagian-bagian atau unsur-unsur pekerjaan yang disebut tasks
(tugas-tugas). Istilah-istilah yang berhubungan dengan pekerjaan atau job diantaranya adalah element (unsur), dan task (tugas).
Istilah-istilah
dalam analisis pekerjaan perlu untuk dibedakan agar analisis pekerjaan dapat
dibicarakan secara jelas (Moekijat,
2008).
1. Element
(unsur).
Kesatuan paling kecil yang digunakan dalam kebanyakan
analisis pekerjaan atau suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu disebut
unsur atau elemen. Contohnya adalah mengeluarkan kertas dari laci meja adalah
unsur dari tugas mempersiapkan suatu kuliah.
2. Task
(tugas).
Tugas dapat didefinisikan sebagai komponen dari suatu
pekerjaan. Tugas dapat pula diartikan sebagai gabungan dari dua unsur (element)
atau lebih sehingga menjadi suatu kegiatan yang lengkap. Misalnya tugas-tugas
untuk pekerjaan mengajarkan mata kuliah terdiri dari membuat ikhtisar mata kuliah,
mempersiapkan kuliah, dan menilai ujian.
Apa yang dibutuhkan para karyawan sehubungan dengan karir
mereka? Sebuah studi tentang sekelompok karyawan mengungkapkan lima faktor,
yaitu sebagai berikut:
1.
Keadilan
dalam Karir.
Para karyawan menghendaki keadilan dalam sistem promosi
dengan kesempatan sama untuk peningkatan karir.
2.
Perhatian
dengan Penyeliaan.
Para karyawan menginginkan para penyelia mereka memainkan
perannya secara aktif dalam pengembangan karir dan menyediakan umpan balik dengan
teratur tentang kinerja.
3.
Kesadaran
tentang Kesempatan.
Para karyawan menghendaki pengetahuan tentang kesempatan
untuk peningkatan karir.
4.
Minat
Pekerja.
Para karyawan membutuhkan sejumlah informasi berbeda dan
pada kenyataan, memiliki derajat minat yang berbeda dalam peningkatan karir
yang tergantung pada beragam faktor.
5.
Kepuasan
Karir.
Para karyawan, tergantung pada usia dan kedudukan mereka,
memiliki kepuasan berbeda. Program karir yang efektif harus mempertimbangkan perbedaan
persepsi keinginan para karyawan. Apa yang pekerja harapkan dari program karir
dikembangkan; oleh departemen SDM sesuai dengan ragam faktor usia, jenis
kelamin, kedudukan pendidikan, dan faktor-faktor lainnya.
C.
Pengumpulan Informasi Analisis
Pekerjaan.
Analisis pekerjaan merupakan kegiatan pengumpulan data
tentang pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi dan kemudian dianalisis untuk berbagai
keperluan. Penggunaan data dan informasi misalnya dapat dipakai untuk
memperkirakan kebutuhan karyawan di berbagai lini (Rivai dan Sagala,2009).
Teknik-teknik yang dipilih untuk mengumpulkan informasi
dalam analisis jabatan sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu, biaya
dan keakuratan informasi yang diperoleh. Berbagai teknik yang dapat digunakan
adalah wawancara, pandangan pejabat senior, kuesioner, catatan harian pegawai,
observasi dan penggabungan berbagai teknik (Siagian, 2008).
1. Wawancara.
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi yang
paling sering digunakan karena informasi yang didapatkan melalui teknik ini dipandang
cukup akurat. Ketepatan informasi dengan tingkat tinggi dimungkinkan oleh tiga
faktor.
Pertama, karena pengumpul informasi memiliki deskripsi
pekerjaan yang telah ditetapkan organisasi.
Kedua, dalam Tanya jawab antara pengumpul informasi dengan
para pekerja selalu terbuka kesempatan untuk menghilangkan perbedaan pemahaman
tentang deskripsi pekerjaan yang dijadikan objek penelitian.
Ketiga, para penyelia yang turut diwawancari memberikan
konfirmasi tentang kebenaran hasil wawancara atas analisis dengan para pekerja yang
bersangkutan.
Kelemahan teknik ini adalah memerlukan waktu dan biaya yang
tidak sedikit dalam hal prosesnya.
2. Pandangan
pejabat senior.
Salah satu teknik pengumpulan informasi yang sering
digunakan dalam organisasi mapan adalah dengan memperoleh pandangan dari dua
kelompok organisasi yaitu mereka yang dianggap senior dalam bidang pekerjaan
yang dianalisis dan para atasan langsung dari para pekerja yang bersangkutan. Manfaat
yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik ini yaitu informasi yang
dikumpulkan menjadi semakin lengkap dan memperkaya pandangan mengenai pekerjaan
yang dianalisis. Kelemahan teknik ini adalah adanya anggapan remeh dari para
pejabat senior terhadap beberapa tugas.
3. Kuesioner.
Keuntungan penggunaan teknik kuesioner yaitu biaya murah, jumlah
responden yang diperoleh besar, dan proses pengumpulan informasi dapat berlangsung
cepat. Sebaliknya, kelemahan teknik ini adalah jawaban yang kurang lengkap,
tidak akurat, dan jumlah responden yang mengembalikan kuesioner yang tidak memungkinkan
analisis yang sahih.
4. Catatan
harian pegawai.
Teknik meneliti catatan harian pegawai dapat akurat apabila
para pegawai diharuskan membuat catatan harian tentang apa yang mereka kerjakan
dan catatan harian tersebut mencakup waktu yang relatif panjang. Kelemahan teknik
ini adalah adanya keengganan para pegawai mengisi buku catatan harian karena
dipandang sebagai tugas yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
5. Observasi.
Observasi juga merupakan teknik yang sering digunakan yaitu
dengan mengamati langsung terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang sedang
dianalisis pekerjaannya. Manfaat terbesar dari penggunaan teknik ini yaitu
dapat dijadikan sebagai alat verifikasi ketepatan informasi yang terkumpul melalui
penggunaan teknik lainnya.
6. Penggabungan
berbagai teknik.
Mengingat pentingnya informasi tentang berbagai jenis
pekerjaan yang diselenggarakan dalam suatu organisasi, para analis biasanya mengunakan
gabungan dari berbagai teknik pengumpulan informasi. Penggabungan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan mutu informasi yang terkumpul, sekaligus mengurangi beban
pembiayaan.
D.
Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi atau uraian pekerjaan menggambarkan tugas-tugas,
tanggung jawab, syarat-syarat kerja, dan kegiatan pekerjaan utama. Uraian pekerjaan
beragam dalam hal tingkat kerincian isi (Mangkuprawira,
2003). Deskripsi pekerjaan merupakan salah satu hasil utama yang disajikan oleh
suatu analisis pekerjaan yang sistematis. Deskripsi pekerjaan adalah suatu uraian
tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Deskripsi pekerjaan
dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas informasi pekerjaan dan
syarat-syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari analisis, yang biasanya berisi
tugas pokok dari uraian tersebut. Deskripsi pekerjaan tidak membahas masalah
orang atau pekerja, tetapi masalah ruang lingkup kegiatan, fungsi dasar atau
tugas pokok, nama pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab, kriteria penilaian
dan hasilnya.
Menurut Rivai (2006),
uraian atau deskripsi umumnya mengemukakan tentang pentingnya beberapa
informasi. Informasi tersebut yaitu sebagai berikut :
1.
Nama
pekerjaan.
Nama pekerjaan dan informasi identifikasi lain seperti upah
dan klasifikasi keuntungan.
2.
Ringkasan.
Ringkasan satu atau dua pernyataan kalimat yang
menggambarkan penggunaan pekerjaan dan output yang diharapkan dari karyawan
yang melaksanakan.
3.
Peralatan.
Pernyataan singkat mengenai perlengkapan, peralatan, dan
informasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu secara efektif.
4.
Lingkungan.
Deskripsi kondisi lingkungan kerja, lokasi kerja, dan
karakteristik lingkungan lain yang seperti tingkat bahaya dan kebisingan.
5.
Aktivitas.
Termasuk uraian tugas pekerjaan, tanggung jawab, dan
tampilan perilaku dalam pekerjaan. Juga menguraikan interaksi sosial yang berhubungan
dengan pekerjaan (sebagai contoh, ukuran kelompok kerja, tingkat kebebasan
dalam melaksanakan pekerjaan).
E.
Spesifikasi Pekerjaan.
Spesifikasi pekerjaan menggambarkan
kualifikasi karyawan, seperti pengalaman, pengetahuan, keahlian, atau kemampuan
yang disyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan. Kualifikasi yang diperlukan
karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang digambarkan
dalam uraian pekerjaan dimuat spesifikasi pekerjaan.
F.
Beban Kerja.
Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar
kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Apabila sebagian besar karyawan bekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak
menjadi masalah. Sebaliknya, jika karyawan bekerja di bawah standar maka beban
kerja yang diemban berlebih. Sementara jika karyawan bekerja di atas standar,
dapat berarti estimasi standar yang ditetapkan lebih rendah dibanding kapasitas
karyawan itu sendiri.
Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan mengidentifikasikan
seberapa banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang ingin dicapai.
Kemudian hal itu diterjemahkan dalam bentuk lamanya (jam dan hari) karyawan
yang diperlukan untuk mencapai output tersebut, sehingga dapat diketahui pada
jenis pekerjaan apasaja yang terjadi deviasi negatif atau sesuai standar.
Analisis beban kerja sangaterat kaitannya dengan fluktuasi permintaan pasar
akan barang dan jasa perusahaan sekaligus dengan pemenuhan SDM yang diperlukan
untuk memenuhi permintaan pasar komoditi. Semakin tinggi permintaan pasar
terhadap komoditi tertentu, perusahaan akan segera memenuhinya dengan
meningkatkan produksinya. Sejalan dengan itu jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan semakin banyak (Mangkuprawira,
2003). Moekijat (2008)
menyatakan bahwa prosedur yang sering digunakan untuk menentukan berapa jumlah
tenaga kerja yang diperlukan adalah dengan menganalisis pengalaman.
Catatan-catatan tentang hasil pekerjaan dapat menunjukkan volume hasil
rata-rata yang dicapai oleh setiap tenaga kerja. Rata-rata tersebut selanjutnya
dapat digunakan untuk menaksir kebutuhan tenaga kerja.
Work
Sampling.
Beban kerja dapat dihitung melalui metode work sampling. Barnes dalam Indriana (2009), menyatakan bahwa work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan
menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan
untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk
persentase. Metode work sampling mengamati
apa yang dilakukan oleh responden dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian melalui metode ini adalah waktu kegiatan dan kegiatannya bukan siapa
yang melakukan kegiatan. Barnes
dalam Indriana (2009) menyatakan ada
tiga kegunaan utama dari work sampling
diantaranya adalah :
1. Activity and Delay Sampling, yaitu untuk mengukur aktifitas dan
penundaan aktifitas dari seorang pekerja. Contohnya adalah dengan mengukur
persentase seseorang bekerja dan persentase seseorang tidak bekerja.
2. Performance Sampling, yaitu untuk mengukur waktu yang
digunakan untuk bekerja, dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja.
3.
Work Measurement, yaitu untuk menetapkan waktu
standar dari suatu kegiatan.
Tahapan-tahapan
yang harus dilaksanakan dalam melakukan survey
pekerjaan dengan work sampling diantaranya
adalah :
a.
Menentukan
jenis personil yang akan diteliti.
b.
Apabila
jumlah personel banyak, maka perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek
personal yang akan diamati.
c.
Membuat
formulir daftar kegiatan.
d.
Melatih
pelaksana peneliti mengenai tata cara pengamatan kerja dengan menggunakan work sampling. Petugas pelaksana
sebaiknya mempunyai latar belakang pendidikan yang sejenis dengan subjek yang
akan diamati untuk mempermudah dalam proses pengamatan. Setiap pelaksana peneliti
mengamati 5-8 personel yang sedang bekerja.
e.
Pengamatan
dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung karakteristik pekerjaan. Makin
tinggi tingkat mobilitas pekerjaan yang diamati maka semakin pendek waktu
pengamatan. Semakin pendek jarak pengamatan maka semakin banyak sampel pengamatan
yang dapat diamati oleh peneliti, sehingga akurasi penelitian menjadi semakin akurat.
Pengamatan dilakukan selama jam kerja. Apabila jenis tenaga yang diteliti
berfungsi selama 24 jam maka pengamatan dilaksanakan sepanjang hari.
G.
Perhitungan
Kebutuhan Tenaga Kerja.
Menurut Moekijat
(2008) jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
jabatan dapat ditentukan yaitu pertama-tama dengan menentukan jumlah waktu yang
sunguh-sungguh diperlukan untuk menyelesaikan jabatan. Waktu tersebut diperoleh
berdasarkan studi waktu dan gerak. Kemudian langkah berikutnya dengan
menentukan persentase dari waktu yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
tidak langsung berhubungan tetapi bermanfaat bagi organisasi, waktu untuk
menghilangkan kelelahan, dan waktu untuk keperluan pribadi. Masing-masing waktu
tersebut kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan jabatan. Selanjutnya, jumlah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan jabatan dibagi jumlah waktu yang disediakan untuk menyelesaikan jabatan
tersebut. Hasil pembagian dikalikan dengan satu orang sehingga diperoleh jumlah
tenaga kerja yang diperlukan.
Penentuan jumlah tenaga kerja yang lebih tepat dapat
dilakukan dengan menambahkan jumlah tenaga kerja yang telah dihitung dengan
persentase tertentu atau persentase kelonggaran. Persentase ini menunjukkan
besarnya kelonggaran yang dapat diterima akibat ketidakhadiran pegawai karena
alasan sakit, meninggal, dan alasan-alasan lainnya.
Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan
tenaga kerja yaitu melalui perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan beban
kerja seperti yang terdapat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
berdasarkan Beban Kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.
Perhitungan dapat dilakukan melalui metoda umum yaitu perhitungan untuk jabatan
fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu yang belum ditetapkan standar
kebutuhannya oleh instansi Pembina. Perhitungan kebutuhan pegawai dalam jabatan
tersebut menggunakan acuan dasar data pegawai yang ada serta peta dan uraian
jabatan. Oleh karena itu, alat pokok yang dipergunakan dalam menghitung
kebutuhan pegawai adalah uraian jabatan yang tersusun rapi. Jumlah kebutuhan
pegawai dihitung dengan mengidentifikasi beban kerja melalui beberapa
pendekatan yaitu hasil kerja, objek kerja, peralatan kerja, tugas per tugas
jabatan.
1.
Pendekatan
Hasil Kerja.
Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metoda dengan
pendekatan hasil kerja adalah menghitung formasi dengan mengidentifikasi beban
kerja darihasil kerja jabatan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang hasil
kerjanya fisik atau bersifat kebendaan, atau hasil kerja non fisik tetapi dapat
dikuantifisir.
Perlu diperhatikan, bahwa metoda ini efektif dan mudah
digunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis. Informasi yang
diperlukan dalam menggunakan metode ini adalah wujud hasil kerja dan satuannya,
jumlah beban kerja yang tercermin dari target hasil kerja yang harus dicapai,
dan standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja.
2.
Pendekatan
Objek Kerja.
Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek yang dilayani
dalam pelaksanaan pekerjaan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang beban kerjanya
bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani. Sebagai contoh, Dokter
melayani pasien, maka objek kerja jabatan Dokter adalah pasien.
Banyaknya volume pekerjaan Dokter tersebut dipengaruhi oleh
banyaknya pasien. Pendekatan melalui metode ini memerlukan informasi tentang
wujud objek kerjadan satuan, jumlah beban kerja yang tercemin dari banyaknya
objek yang harus dilayani, standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek
kerja.
3.
Pendekatan
Peralatan.
Kerja Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan dalam
bekerja. Metode ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung pada
peralatan kerjanya. Sebagai contoh, pengemudi beban kerjanya bergantung pada
kebutuhan operasional kendaraan yang harus dikemudikan. Adapun informasi yang diperlukan
dalam metode ini adalah satuan alat kerja, jabatan yang diperlukan untuk
pengoperasian alat kerja, jumlah alat kerja yang dioperasikan, dan rasio jumlah
pegawai per jabatan per alat kerja (RPK).
4.
Pendekatan
Tugas per Tugas Jabatan.
Metoda ini adalah metoda untuk menghitung kebutuhan pegawai pada
jabatan yang hasil kerjanya abstrak atau beragam. Hasil beragam artinya hasil kerja
dalam jabatan banyak jenisnya seperti yang terdapat pada pekerjaan pengadministrasian
umum. Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metoda ini adalah
uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas,waktu penyelesaian tugas,
dan jumlah waktu kerja efektif per hari rata-rata.
H.
Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil.
Dalam perencanaan kepegawaian, di lingkungan pemerintah pun,
perlu dilaksanakan analisis jabatan. Melalui analisis jabatan akan diperoleh
diperoleh data/informasi tentang jabatan sebagai dasar penyusunan formasi,
penerimaan, seleksi, penempatan, pengembangan dan penilaian. Dua hal penting
yang harus diperhatikan dalam penyusunan kebutuhan PNS adalah Formasi dan
Analisis jabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar