PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A.
Pengertian Penilaian Kinerja
Karyawan.
Penilaian kinerja adalah kegiatan menajer untuk mengevaluasi
perilaku prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya.
Penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran,
kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi karyawan.
Menilai perilaku ini sulit karena tidak ada standar fisiknya, sedangkan untuk
penilaian hasil kerja relatif lebih mudah karena ada stndar fisik yang dapat
dipakai sebagai tolak ukurnya, seperti meter, liter, dan kilogram.
Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata
dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Menetapkan kebijakasanaan berarti apakah karyawan akan dipromosikan, dan atau
balas jasanya dinaikkan.
Menurut Andrew F. Sikula Penilaian kinerja adalah evaluasi
yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan
untuk pengembangan.
Menurut Dale Yoderk Penilaian prestasi kerja adalah prosedur
yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan
sumbangan sera kepentingan bagi pegawai.
Dengan penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat
perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan
proses penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak
lanjut penilaian ini memungkinkan karyawan dipromosikan, didemosikan,
dikembangkan, dan atas balas jasanya dinaikkan. Istilah yang sama artinya
dengan penilaian adalah konduite, employee rating, performance appraisal,
employee evaluation, personnel review, sering rating, dan behavioral
assessment.
B.
Tujuan dan Keguanaan Penilaian
kinerja Karyawaan.
1.
Sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan uuntuk promosi, demosi,
perberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.
2.
Untuk
mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam
pekerjaannya.
3.
Sebagai
dasar untuk mengevaluasi efektiitas seluruh kegiatn di dalam perusahaan.
4.
Sebagai
dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja.
5.
Sebagai
indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawaan.
6.
Sebagai
alat yang mendorong atau membiasakan para atasan untuk mengobervasikan
perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan bawahannya.
7.
Sebagai
kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
8.
Sebagai
alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawaan.
Jadi dengan penilaian prestasi kerja
dapatlah diketahui prestasi kerja seorang karyawan dimana terdapat
kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bagi mereka
yang memilii prestasi kerja yang tinggi, memungkinkan dirinya untuk diberikan
promosi. Sebaliknya, karyawan yang prestasinnya rendah prestasi kerjanya dapat
diperbaiki dengan memindahkan ke jabatan yang sesuai dengan kecakapannya
ataupun melalui pendidikan dan latihan dalam rangka pengembangan karyawan.
Secara umum penilaian kinerja karyawan berdampak positif bagi banyak pihak,
berikut ini pihak-pihak yang akan merasakan dampak positif dari sebuah proses
penilaian kinerja karyawan:
1.
Pihak
Karyawan.
Adanya proses penilaian kinerja karyawan
akan memberikan dampak positif bagi para karyawan diantaranya adalah munculnya
motivasi kerja yang lebih baik, adanya kejelasan dari standar kerja yang sudah
dilakukan, umpan balik terhadap kinerja yang sudah lalu, pengembangan diri, peluang
untuk mendiskusikan berbagai permasalahan selama menjalankan kerja, peluang
berkomunikasi dengan pihak atasan dan sebagainya. Hal-hal positif tersebut akan
dirasakan oleh pihak karyawan melalui adanya proses penilaian kinerja karyawan.
2.
Pihak
penilai.
Ada banyak hal positif yang akan didapatkan oleh pihak
penilai melalui adanya upaya penilaian kinerja karyawan. Beberapa diantaranya
adalah pihak perusahaan dapat mengetahui dan menilai kecenderungan kinerja
masing-masing karyawan, upaya peningkatan kepuasan kinerja yang diinginkan oleh
pihak perusahaan, upaya untuk memahami karyawan secara lebih dekat,
meningkatkan efektifitas sumber daya manusia sebuah perusahaan, kesempatan bagi
pihak atasan untuk menjelaskan kepada para karyawan apa sebenarnya yang menjadi
keinginan pihak perusahaan. Ada banyak dampak positif lainnya yang akan
diperoleh oleh pihak karyawan maupun pihak perusahaan terhadap adanya proses
penilaian kinerja karyawan. Upaya penilaian kinerja karyawan sebaiknya jangan
ditakuti sebagai momen pemecatan terhadap karyawan, demikian juga pihak
perusahaan hendaknya tidak terburu-buru membuat kebijakan yang menyakitkan bagi
karyawan.
C.
Syarat-syarat penilaian dan Persiapan
Melakukan Penilaian Kinerja.
Syarat penilaian sebagai berikut :
1.
Penilaian
harus jujur, adil, objektif, dan mempunyai pengetahuan mendalam tentang
unsur
yang akan dinilai supaya penilaiannya sesuai dengan realitas/fakta yang ada.
2.
Penilaian
hendaknya mendasarkan penilaiannya atas benar atau salah, baik atau buruk,
terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga hasil penilainnya jujur, adil, dan
objektif.
Penilaian tidak boleh mendasarkan penilaiannya atas fisis rasa supaya
penilaian bukan
didasarkan atas suka atau tidak suka.
3.
Penilaian
harus mengetahui secara jelas uraian pekerjaan dari setiap karyawan yang
akan
dinilainya supaya hasil penilaiannya dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
4.
Penilaian
harus mempunyai kewenangan formal, supaya mereka dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
5.
Penilaian
harus mempunyai keimanan supaya penilaiannya jujur dan adil.
Dalam persoalan siapa yang akan melakukan penilaian karyawan
secara umum di kenal penilaian informal dan penilaian formal.
·
Penilaian
Informal.
Penilaian informal adalah penilai
melakukan penilaian mengenai kualitas kerja dan pelayanan yang diberikan oleh
masing-masing karyawan baik atau buruk. Penilaian ini adalah masyarakat,
konsumen, dan rekan.
·
Penilaian
Formal.
Penilaian formal adalah seseoran atau komite yang mempunyai
wewenang formal menilai bawahannya di dalam maupun di luar pekerjaan dan berhak
menetapkan kebijaksanaan selanjutnya terhadap setiap individu karyawan.
D. Persiapan
Melakukan Penilaian Kinerja Berbasis Kompetensi.
Ketika sebuah organisasi mulai bekerja dengan sistem
manajemen kinerja baru atau menggunakan formulir penilaian kinerja yang baru
atau mengevaluasi dan memperbarui kompetensi mereka, maka seorang manajer yang
cerdas akan meluangkan waktu bersama karyawannya untuk mencari tahu bagaimana
membuat sistem yang baru itu berhasil. Ada beberapa prinsip yang harus diikuti
agar penilaian kinerja berhasil dilaksanakan diantaranya :
1.
Jangan
serang orangnya tapi serang masalahnya.
2.
Rencanakan
sebelumnya pertemuan anda dengan karyawan.
3.
Buat
catatan mengenai kinerja karyawan sepanjang periode penilaian.
4.
Mintalah
umpan balik dari karyawan dan dengarkan mereka.
Dengan penilaian kinerja berbasis
kompetensi juga penting bagi manajer untuk memberikan perhatian khusus pada
hal-hal berikut :
·
Buat
kompetensi menjadi relevan bagi tim anda.
·
Dorong
karyawan anda untuk bersedia menerima pujian atas prestasi mereka.
· Bantu
Karyawan anda memahami bagaimana kompetensi yang mereka miliki dapat
membantu
mereka mencapai tujuan.
·
Pelajari
sumber daya yang tersedia dalam organisasi anda untuk membantu karyawan
meningkatkan kinerja mereka.
E. Dasar penilaian dan unsur-unsur
yang dinilai.
1.
Dasar
Penilaian.
Dasar penilaian adalah uraian
pekerjaan dari setiap individu karyawan karena dalam
uraian pekerjaan inilah
ditetapkan tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan oleh
setiap karyawan.
Secara umum standar berarti apa yang akan dicapai sebagai ukuran
untuk
penilain. Secara garis besar standar dibedakan atas dua :
·
Tangible
Standard.
Yaitu
sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya atau standarny.
·
Intangible
standard.
Yaitu
sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukur atau standarnya
2.
Unsur
yang dinilai.
·
Kesetiaan
Penilaian
mengukur kesetian karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi.
·
Prestasi
kerja
Penilai
menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuntitas yang dapat dihasilkan
karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya.
·
Kejujuran
Penilai
menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik
bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
·
Kedisiplinan
Penilai
menilai disiplin karyawan dalam memaruhi peraturan yang ada dan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
·
Kreativitas
Penilai
menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kretivitasnya untuk
menyelesaikan pekerjaanya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil
guna.
·
Kerjasama
Penilai
menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan
lainnya secara vertical atau horizontal di dalam maupun diluar pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
·
Kepemimpinan
Penilai
menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat
dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain.
·
Kepribadian
Penilai
menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai memberi kesan
menyenangkan.
·
Prakarsaa
Penilai
menilai kemampuan berfikir yang orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri
untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alas an.
·
Kecakapan
Penilai
menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam
elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijaksanaan dan did lam
situasi manajemen.
·
Tanggung
jawab
Penilai
menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggung-jawabkan kebijaksanaannya,
pekerjaan, dan hasil kejanya.
F.
Metode dalam penilaian kerja.
Terdapat dua metode :
1.
Metode
point factor menuntut beberapa persyaratan, yaitu :
·
Menganalisis
semua pekerjaan yang ada dia dalam organisasi.
·
Seleksi
faktor ini pekerjaan yang ada diseluruh jabatan.
·
Pertimbangkan
faktor nilai pekerjaan sehingga nilai paling maksimal bagi suatu pekerjaan
adalah 100.
·
Kembangkantingkat
kualitas masing-masing faktor nilai pekerjaan tersebut, dan berikan point untuk
masing-masing tingkat kualitas.
2.
Metode
job point factor metode ini diakui sangat stabil dan dapat dipercaya asalkan
sudah dipertimbangkan secara baik bagi demensi pekerjaannya, dan sudah
ditetapkan
point factor masing-masing, maka pemberia nilai selanjutnya dianggap
lebih valid.